Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut
merasakan kelemahan-kelemahan kita. Sebaliknya sama seperti kita, Ia telah
dicobai, hanya saja Ia tidak berbuat dosa (Ibrani 4:15)

Bacaan: Filipi 2:5-8

Suatu malam, seseorang yang sedang kesusahan berdoa, “Bapa, Engkau tahu
keadaan saya. Uang saya sudah menipis, sahabat saya sudah lama tidak peduli
kepada saya. Tugas-tugas menumpuk. Saya kesepian dan gadis yang selama ini
saya dekati menolak saya. Bapa, Alkitab mengatakan bahwa Engkau sangat baik.
Namun, rasanya saya tidak mengalami hal itu. Jika Engkau baik, mengapa
Engkau membiarkan saya begini? Sepertinya Engkau tidak bisa mengerti
perasaan saya! Ya, tentu saja. Engkau enak di atas sana, tidak tahu rasanya
menderita sebagai manusia seperti saya!”

Pernahkah kita merasa sendirian dan berpikir seperti orang itu-bahwa Allah
tidak mengerti penderitaan manusia? Benarkah demikian? Perikop Alkitab yang
kita baca hari ini mengingatkan bahwa Allah kita pernah menjadi manusia hina
dalam diri Yesus. Dia bahkan pernah menjalani berbagai kesusahan yang tidak
pernah kita bayangkan. Dia pernah lahir secara sangat sederhana di sebuah
kandang (Lukas 2:7). Dia pernah dihina sebagai anak haram (Yohanes 8:41).
Dia pernah merasa lelah (Yohanes 4:6), juga lapar (Matius 21:18), dan haus.
Dia pernah difitnah dan disalahmengerti. Dia pernah dikecewakan
sahabat-sahabat-Nya (Markus 14:50) dan ditinggal sendirian di Getsemani. Dia
pernah disiksa begitu hebat sampai mati (Matius 27:26-31, Filipi 2:8).

Dengan pernah mengalami semuanya itu, tentu Tuhan Yesus sangat mampu
berempati dengan semua kesusahan kita! Allah kita sama sekali bukan Allah
yang kejam. Sebaliknya, Dia sangat mengerti bagaimana rasanya menjadi
manusia (Filipi 2:7). Mari ceritakan kesusahan kita kepada-Nya. Dia
mengerti! -ALS

TUHAN KITA SUNGGUH MENGERTI RASANYA JADI MANUSIA
KARENA IA PERNAH MENJADI MANUSIA

Sumber: glorianet.org